Saturday, September 24, 2016

Secangkir kopi sore


Secangkir kopi sore



hari ☕️

Memperdalam Blue Ocean Strategi dulu 😁
(Kali ini agak panjang tapi penting!)

Blue ocean strategy pada dasarnya merupakan sebuah siasat untuk menaklukan pesaing melalui tawaran fitur produk yang inovatif, dan selama ini diabaikan oleh para pesaing.
Fitur produk ini biasanya juga berbeda secara radikal dengan yang selama ini sudah ada di pasar.

Dengan cara seperti diatas, blue ocean mendorong pelakunya untuk memasuki sebuah arena pasar baru yang potensial, dan yang selama ini “dilupakan” oleh para pesaing.
Hal ini tentu berbeda dengan red ocean, dimana semua kompetitor memberikan tawaran fitur produk yang seragam, sama, dan semua saling memperebutkan pasar yang juga sama. Alhasil, yang acap terjadi adalah pertarungan yang berdarah-darah, lantaran arena persaingan diperebutkan oleh para pemain yang menawarkan keseragaman produk dan pendekatan.

Contoh yang paling fenomenal dari dari kisah blue ocean ini misalnya dapat dilihat pada kisah keberhasilan Yamaha dengan skutik Mio-nya. Dulu sebelum motor jenis ini muncul, pasar sepeda motor didominasi oleh jenis konvensional dengan Honda sebagai penguasanya.
Melalui skutik Mio, Yamaha mengintroduksi motor dengan fitur yang berbeda secara radikal dengan produk yang selama ini ada di pasaran. Ia juga segera membidik segmen pasar baru (new market segment) yakni para pelanggan perempuan (female bikers).
Dengan pendekatan blue ocean ini, saat itu praktis Yamaha berenang dalam arena pasar baru, yang tidak ada players lain didalamnya. Dengan mudah Yamaha memimpin pasar baru itu, dan itu terus bertahan hingga kini. Keberhasilan ini memang fenomenal, sebab melalui Mio-lah, Yamaha kemudian pelan-pelan merangsek singgasana yang sudah puluhan tahun digenggam sang jawara, Honda.
Contoh blue ocean strategy yang juga legendaris adalah drama kemenangan produk iPod dari Apple yang merebut habis pasar musik digital. Produk iPod ini sungguh inovatif, dan sama sekali berbeda dengan produk sebelumnya, seperti walkman atau CD music player yang dikuasai oleh Sony.
Digitalisasi musik adalah fitur kunci dari iPod, selain kemudahan penggunaannya.
Dengan segera iPod menguasai pasar baru musik digital, dan jauh meninggalkan Sony yang terpuruk dalam debu keterpurukan dan luka kekalahan.
Contoh lain blue ocean strategy yang tak kalah dramatis tentu saja adalah kisah mendiang mbah Surip dengan lagu Tak Gendong-nya. Ketika arena musik tanah air didominasi oleh musik pop yang mendayu-dayu, ia hadir menawarkan produk dengan fitur yang secara radikal berbeda dengan yang selama ini ada di pasaran : sepotong lagu reggae yang jenaka dalam balutan gaya bohemian.
Plus selarik tagline yang amat brilian : I love you full. Dengan segera ia menjelma menjadi ikon baru, menciptakan new market space, dan dalam arena ini ia dengan mudah menaklukkan pasar.

Kisah Yamaha Mio, iPod, dan mbah Surip adalah sepenggal kisah tentang bagaimana konsep blue ocean strategy dibentangkan dalam kenyataan.
Semua kisah ini selalu diawali dengan kejelian melihat potensi pasar yang selama ini diabaikan oleh para kompetitor. Dan kemudian semuanya segera disertai dengan tawaran produk dengan fitur yang unik, inovatif dan berbeda (different) dengan yang selama ini ada di pasar.
Melalui cara itulah, para pelaku blue ocean strategy kemudian bisa menciptakan ruang pasar baru, menjangkau new market demand dan sekaligus membuat kompetisi menjadi tidak relevan. Atau mungkin lebih tepatnya : mereka kemudian bisa meninggalkan para pesaingnya dalam rintihan kekalahan. Mio melesat jauh meninggalkan Honda Beat. iPod membuat produk audio Sony tergeletak sekarat dalam ambang kehancuran. Dan nama mbah Surip tiba-tiba melambung, sebelum akhirnya benar-benar melesat menembus langit tuju bidadari.

Strategi blue ocean tak pelak merupakan salah satu siasat yang barangkali mesti dilakukan manakala sebuah perusahaan hendak terus memenangkan kompetisi bisnis yang kian keras. Sebab dengan inilah, mereka kemudian bisa terus menciptakan produk inovatif yang akan digemari para pelanggannya. Dengan cara ini pula, para pelanggan akan senantiasa bisa jatuh hati dengan beragam produk yang ditawarkan; dan kemudian secara serentak berseru “We love your products full !”

Marketing Strategi dengan Blue Ocean Strategy
 Marketing strategi tentu sangat berpengaruh pada sebuah bisnis. Marketing strategi di dunia bisnis adalah satu hal yang sangat penting.
Bisa dikatakan strategi marketing menjadi salah satu pilar penyangga bisnis dari seorang pengusaha. Salah satu strategi yang paling diminati para pebisnis adalah blue ocean strategy. Konsep dasar dari blue ocean strategy adalah value innovation. Bagaimana kita mengalihkan diri dari persaingan di Red Ocean yang sangat kompetitive dan berdarah-darah, menuju pada Blue Ocean yang membuat kompetisi jadi tidak relevan lagi. Persaingan yang tidak membuat kita ”kemrungsung”. Menganggap pesaing irrelevant. Jangan bersaing dengan pesaing anda, tapi buat strategi yang mendasarkan pada percepsi customer bukan pada pesaing.

Kita harus mencari nilai-nilai, keuntungan-keuntungan, manfaat-manfaat yang bersumber dari customer. Menciptakan value innovation dari sudut pandang customer. Misalnya usaha book store&cafe. Dulu book store berdiri sendiri dan cafe juga berdiri sendiri. Dalam perjalanannya book store dan cafe kemudian digabung, sehingga kita bisa membeli buku sambil menikmati minuman dan snack ringan. Customer dimanjakan dengan cara memberi tempat yang nyaman untuk mengenali buku sebelum mengambil keputusan untuk membeli. Ini merupakan contoh penerapan Blue Ocean Strategy di usaha mikro kecil.
Marketing strategi untuk contoh Blue Ocean Strategy lain adalah sekarang ini produsen obat mulai membuat iklan untuk produk obat yang harus memakai resep. Tujuannya supaya keputusan memilih obat tidak lagi hanya tergantung pada dokter. Keinginan customer juga menjadi pertimbangan. Ketika Anda berpikir tentang strategi seperti apa yang cocok untuk usaha di bidang desain grafis jika menggunakan konsep Blue Ocean Strategy, Anda bisa menerapkan gambaran berikut.
Desain grafis adalah unique business. Ketika membuka usaha desain grafis biasanya sudah punya konsep dan sudah punya peta akan dipasarkan kemana. Sudah ada taste-nya. Taste yang akan membedakan perusahaan ini dari perusahaan lain. Untuk penerapan Blue Ocean Strategy di desain grafis seperti apa? Penerapannya bisa dilakukan di buyer utility-nya. Expectional buyer utility. Pembeli pasti punya harapan akan mendapatkan produk seperti apa. Kita bisa pecah lagi di prosesnya. Pada saat pembeli datang, dia merasa puas dengan pelayanan yang dia terima atau tidak. Kedua, saat delivery. Dia merasa dipuaskan atau tidak. Tepat waktu atau tidak. Pengemasannya menarik atau tidak. Ketiga, pada saat menggunakan produk, dia merasa puas atau tidak. Ketika ada complain, dia dilayani dengan baik atau tidak.
Intinya, Blue Ocean Strategy adalah bagaimana membuat strategi yang membuat nyaman customernya sehingga customer merasa puas. Jika mereka puas maka perusahaan akan diuntungkan karena kemungkinan besar mereka akan re-buying. Ini hanya salah satu contoh Blue Ocean Strategy.
Marketing strategi dengan blue ocean strategy juga sangat penting diperhatikan pada penerapannya. Ini sangat tergantung dari kesiapan perusahaan. Sesegera mungkin begitu perusahaan siap adalah pilihan terbaik. Jika dikaitkan dengan life cycle product, penerapannya bisa dilakukan di tahap mana saja. Tidak harus menunggu siklus produknya berakhir. Sejak awal bisa dilakukan. Bahkan ketika di tahap maturity, dimana delta kurva semakin mengecil, mengecil dan mengecil. Ketika life cycle product di tahap maturity, kita bisa membuat berbagai strategi yang bisa meningkatkan kurvanya kembali.

Untuk menutup perbincangan, ada empat poin mengenai Blue Ocean Strategy. Berikut poin-poin Blue Ocean Strategy:

1. Keluar dari persaingan red ocean strategi yang berdarah-darah, dan pindahlah ke Blue Ocean Strategy yang akan menguntungkan customer yang pada akhirnya akan menguntungkan perusahaan.
2. Fokus pada value innovation. Silahkan mencari nilai-nilai baru yang akan menguntungkan customer, sehingga mereka akhirnya akan re-buying. Ini tentu akan menguntungkan perusahaan.
3. Keluar dari kebiasaan berfikir bahwa industri itu sempit, dengan menciptakan market space yang baru. Misalnya industri di bidang maskapai penerbangan. Kita bisa perluas lagi dengan melihatnya sebagai industri di bidang perhubungan. Di sana ada ticketing, yang bukan saja untuk penerbangan saja, tapi bisa diperluas untuk kereta api, bus, travel dll.
4. Awal pemikiran haruslah dari keuntungan pelanggan, baru kita masuk ke internal. Misalnya apakah perusahaan mampu menjalankan, apakah SDM sudah siap dll.

Salam

By :Victor

No comments: