Wednesday, August 31, 2016

JODOH KITA Bukan NIKITTA WILLY BERBIKINI


Beberapa hari yg lalu sy mendapatkan sebuah pertanyaan dari teman alumni PKP Surabaya yg menanyakan berapa lebar jalan ideal akses masuk ke sebuah lokasi project untuk FLPP, beliau mendapatkan sebuah opportunity di wilayah Jombang seluas 1,2 Ha dengan hot deal sempurna yg di ajarkan PKP yaitu harga peroleh tanah 150.000 m2 dengan DP 10% sisa pembayaran termin 18 bulan dihitung sejak IMB terbit dan yg jadi keraguannya adalah akses masuk ke lokasi tersebut hanya 3,5 meter sepanjang 300 meter yg beliau tanyakan adalah apakah pihak perbankan akan bersedia menyetujui PKS KPRnya dan masalah berikutnya adalah lahan tersebut adalah sawah tadah hujan yg berpotensi timbul biaya urug tapi karena keterbatasan waktu sy belum sempat menjawab pertanyaan tersebut dan dalam kesempatan ini sy ingin sedikit mengupas kondisi tersebut

Sobat Properti!!
Berbicara project FLPP berarti kita berbicara sebuah project dengan target market kalangan masyarakat menengah ke bawah dengan penghasilan rata rata UMR artinya bisa dipastikan bahwa mayoritas konsumen pembeli memakai motor jarang sekali memakai mobil, artinya kaitan akses ke lokasi sepanjang bisa dilalui dengan SIMPANGAN MOBIL dengan MOTOR maka saya berkeyakinan soal akses pihak perbankan tidak akan mempermasalahkan sepanjang lebar 3 meter tersebut bisa dilebarkan sisi kanan kiri @50 cm total 4 meter (hal tersebut sdh sy buktikan di salah satu project sy di Tangerang bisa mendapatkan pembiayaan kredit konstruksi sebesar 4,2 Milyar padahal jalan asli hanya setapak 2,5 meter dan hanya bisa bebaskan pelebaran 1 meter di sisi kanan) tapi utk meyakinkan TEAM anda tidak ada salahnya anda meminta salah satu rekanan bank anda untuk diajak survey ke lokasi untuk di mintai pertimbangan

Kaitan soal kedua yaitu kondisi sawah adalah tadah hujan yg berpotensi nimbun jika berbicara pakem yg diajarkan yg di kelas worshop haruslah rata dan tidak nimbun ini sama artinya kita diwajibkan untuk meminang Nikitta yg sedang berbikini, padahal modal wajah kita pas pasan mirip Tukul arwana. Dalam artian sederhana adalah sangat jarang sekali di temukan sebuah hot deal sempurna pasti ada beberapa sisi kekurangannya (baca : Nikita hidungnya pesek dan perlu dimancungi)

So untuk menilai apakah lokasi yg harus nimbun tersebut masih menarik secara bisnis maka cukup ditambahkan di ACTION plan buget biaya nimbun 0,5 meter (setara dengan tinggi jalan muka) x jumlah luasan efektif, lalu masukkan biaya nimbun tersebut dalam kebutuhan modal kerja dan lihatlah apakah LABA project tersebut masih menarik bila di komper dengan modal kerja yg dikeluarkan! Kalo outputnya tidak menarik ya lupakan saja opportunity tersebut, tapi jika sebaliknya jika out putnya masih masih masuk standar kelayakan investasi dan memenuhi kaidah rumus 1-2-3 (modal 1, dapat 2 umur 3 tahun) maka project tersebut siap untuk di eksekusi

Apakah dengan lahan tersebut calon konsumen tidak bakal lari karena melihat lahan tersebut ternyata tanah urugan, sebuah pertanyaan yg menarik! Hal tersebut bisa dikonsultasikan dengan tim teknik Anda, sepanjang tanah urugan tersebut dalam proses penataannya menggunakan teknik yg benar (seperti menggunakan vibro dan ada jeda waktu beberapa bulan untuk mengeringkan) maka sy berkeyakinan konsumen Anda tidak akan lari. Hello bro, ini masih mending sawah di urug bagaimana dengan REKLAMASI teluk Jakarta, laut malah diurug dan sssttt 2 project kami dikalimantan LAHAN GAMBUT malah pondasi dicor di bawah air loh..

Mencari opportunity HOT DEAL itu gampang gampang susah apalagi di PERGURUAN KUNGFU PROPERTI kita di doktrin ngemprut 50 x dan itu mengaduk aduk emosi dan skill tinggi jadi kalo ingin mendapatkan hot deal sempurna seperti lahan tdk nimbun, lebar jalan 8 meter, lokasi super strategis di tengah tengah padat penduduk itu sudah rejeki ya INDOMART dan ALFAMART Mas bro

Jangan cinta lokasi, tapi cintailah bisnisnya
Nikitta Willy hidung pesek, No problem cukup mukanya di permak di salon saja!!