UMUR PROJECT
Pagi ini sy bangun agak awal, tepat pukul 03.00 alarm berbunyi saya langsung mengambil handuk untuk bergegas mandi. Tepat pukul 03.30 sy mulai keluar rumah mengendarai mobil menuju bandara Soekarno Hatta
Ya pagi ini jadwal pesawat sy terbang pukul 05.45 harapan saya jarak dari rumah menuju bandara soetta bisa di tempuh dlm waktu 30 menit, seperti kebiasaan sebelumnya lalu lintas masih sepi karena sebagian org masih tidur utk di jam tersebut dan belum terlalu banyak aktivitas lainnya yg menghambat perjalanan sy
Terminal baru 3 tujuan sy, sesuai dgn maskapai yg akan sy gunakan. Tepat pukul 04.10 sy sdh memasuki bandara Soetta dan disini masalah mulai timbul, sebagian dari teman teman yg menggunakan terminal 3 baru pasti Tau banyak pembenahan di sana sini dan minim rambu rambu penunjuk jalan, maskapai Garuda telah di pindah ke tempat yg baru sedangkan tempat chek in yg lama di gunakan maskapai lainnya, dan akhirnya sy kembali mengambil mobil di parkiran untuk menuju parkiran baru yg nota bene membutuhkan waktu hampir 20 menit untuk sampai mulai dari ngantri keluar parkiran, perjalanan yg di tempuh dan Antri mengambil tiket parkiran baru
Sekitar pukul 04.40 sy sdh masuk di lantai 2 terminal 3 dan nampak meja chek tampak penuh antrian panjang, sy tetap sabar untuk mengikuti antrian dan akhirnya sampailah sy di meja chek in pukul 05.25
"Maaf pak, sdh finally call dan sdh di close atasan sy, Silahkan bpk ke meja kasir untuk re scedule flight selanjutnya"
Saya berusaha meyakinkan argumen sy tentang antrian yg menyebabkan sy lambat chek in dan dilihat dari waktu sy beragumen bahwa sy masih ada waktu sekian puluh menit dari jdwal pemberangkatan, tapi aturan tetap aturan dan di titik ini sy mengambil sikap bijak untuk mengikuti prosedur dan dengan berat hati sekitar 5 jam sy harus menunggu jadwal berikutnya
Sobat Properti
Banyak sebagian di antara kita kategori risk taker ketika mengeksekusi sebuah project, bahkan cenderung terlalu cepat optimis ketika menyusun laba dan umur project, tidak ada salah dari metode tersebut tapi soal terkait kewajiban sy selalu cenderung REALISTIS dan TERUKUR dalam menentukan sebuah umur project
Katakanlah Anda eksekusi lahan FLPP seluas 1 ha, durasi umur project adalah 1 th. Tapi dalam prakteknya buatlah target umur project tersebut di hitung setelah ijin terbit bukan dari semenjak modal kerja di setor hal ini supaya Anda memiliki waktu yg longgar untuk menyelesaikan project dengan baik dan tidak dikejar kejar argo waktu (target tetap hrs di buat tapi harus realistis)
Banyak fariable yg menyebabkan umur project molor, mulai dari perijinan yg tdk kunjung terbit, faktor alam yg menyebabkan Matrial agak susah masuk ke lokasi project, lambatnya pihak perbankan untuk memproses berkas konsumen, atau mungkin notaris yg Anda tunjuk untuk memecah sertifikat tidak kunjung selesai dan masih banyak hal lainnya
Dalam artian disini ketika Anda menyusun sebuah umur project ya haruslah terukur walaupun aplikasi di lapangan anda akan mengeluarkan sekuat tenaga, waktu dan pikiran dengan maksimal (saya bangun jam 03.00 dgn harapan lebih awal tiba di meja chek in)
Pada saat progres ketika di awal Anda sudah menyelesaikan sebagian pekerjaan di project seperti penjualan dan progres infra yg oN scedule tetap saja ada hal hal yg tidak bisa di prediksi yg berpotensi menyebabkan umur project terkendala (tepat pukul 04.10 sy sdh masuk bandara tapi tetap saja tidak bisa terbang dikarenakan sdh close)
Ketika sy di hadapkan pada sebuah situasi yg menyebabkan penerbangan sy tertunda, sy bisa bisa saja menghubungi partner sy untuk mengatakan jdwal pertemuan di tunda minggu depan dengan alasan yg tersebut diatas plus kesibukan sy di project yg lain, tapi hal tersebut tidak sy lakukan karena itu hal paling pantang sy lakukan selain untuk memberikan sebuah edukasi yg benar dengan saya menunda satu hari saja sebuah jdwal yg telah sy agendakan maka bisa di pastikan akan tertunda juga agenda di project yg lain
So, enjoy saja dlm menyusun sebuah umur project selama REALISTIS dan TERUKUR masalah rejeki serahkan pada Tuhan
SEMANGAT!!
Pagi ini sy bangun agak awal, tepat pukul 03.00 alarm berbunyi saya langsung mengambil handuk untuk bergegas mandi. Tepat pukul 03.30 sy mulai keluar rumah mengendarai mobil menuju bandara Soekarno Hatta
Ya pagi ini jadwal pesawat sy terbang pukul 05.45 harapan saya jarak dari rumah menuju bandara soetta bisa di tempuh dlm waktu 30 menit, seperti kebiasaan sebelumnya lalu lintas masih sepi karena sebagian org masih tidur utk di jam tersebut dan belum terlalu banyak aktivitas lainnya yg menghambat perjalanan sy
Terminal baru 3 tujuan sy, sesuai dgn maskapai yg akan sy gunakan. Tepat pukul 04.10 sy sdh memasuki bandara Soetta dan disini masalah mulai timbul, sebagian dari teman teman yg menggunakan terminal 3 baru pasti Tau banyak pembenahan di sana sini dan minim rambu rambu penunjuk jalan, maskapai Garuda telah di pindah ke tempat yg baru sedangkan tempat chek in yg lama di gunakan maskapai lainnya, dan akhirnya sy kembali mengambil mobil di parkiran untuk menuju parkiran baru yg nota bene membutuhkan waktu hampir 20 menit untuk sampai mulai dari ngantri keluar parkiran, perjalanan yg di tempuh dan Antri mengambil tiket parkiran baru
Sekitar pukul 04.40 sy sdh masuk di lantai 2 terminal 3 dan nampak meja chek tampak penuh antrian panjang, sy tetap sabar untuk mengikuti antrian dan akhirnya sampailah sy di meja chek in pukul 05.25
"Maaf pak, sdh finally call dan sdh di close atasan sy, Silahkan bpk ke meja kasir untuk re scedule flight selanjutnya"
Saya berusaha meyakinkan argumen sy tentang antrian yg menyebabkan sy lambat chek in dan dilihat dari waktu sy beragumen bahwa sy masih ada waktu sekian puluh menit dari jdwal pemberangkatan, tapi aturan tetap aturan dan di titik ini sy mengambil sikap bijak untuk mengikuti prosedur dan dengan berat hati sekitar 5 jam sy harus menunggu jadwal berikutnya
Sobat Properti
Banyak sebagian di antara kita kategori risk taker ketika mengeksekusi sebuah project, bahkan cenderung terlalu cepat optimis ketika menyusun laba dan umur project, tidak ada salah dari metode tersebut tapi soal terkait kewajiban sy selalu cenderung REALISTIS dan TERUKUR dalam menentukan sebuah umur project
Katakanlah Anda eksekusi lahan FLPP seluas 1 ha, durasi umur project adalah 1 th. Tapi dalam prakteknya buatlah target umur project tersebut di hitung setelah ijin terbit bukan dari semenjak modal kerja di setor hal ini supaya Anda memiliki waktu yg longgar untuk menyelesaikan project dengan baik dan tidak dikejar kejar argo waktu (target tetap hrs di buat tapi harus realistis)
Banyak fariable yg menyebabkan umur project molor, mulai dari perijinan yg tdk kunjung terbit, faktor alam yg menyebabkan Matrial agak susah masuk ke lokasi project, lambatnya pihak perbankan untuk memproses berkas konsumen, atau mungkin notaris yg Anda tunjuk untuk memecah sertifikat tidak kunjung selesai dan masih banyak hal lainnya
Dalam artian disini ketika Anda menyusun sebuah umur project ya haruslah terukur walaupun aplikasi di lapangan anda akan mengeluarkan sekuat tenaga, waktu dan pikiran dengan maksimal (saya bangun jam 03.00 dgn harapan lebih awal tiba di meja chek in)
Pada saat progres ketika di awal Anda sudah menyelesaikan sebagian pekerjaan di project seperti penjualan dan progres infra yg oN scedule tetap saja ada hal hal yg tidak bisa di prediksi yg berpotensi menyebabkan umur project terkendala (tepat pukul 04.10 sy sdh masuk bandara tapi tetap saja tidak bisa terbang dikarenakan sdh close)
Ketika sy di hadapkan pada sebuah situasi yg menyebabkan penerbangan sy tertunda, sy bisa bisa saja menghubungi partner sy untuk mengatakan jdwal pertemuan di tunda minggu depan dengan alasan yg tersebut diatas plus kesibukan sy di project yg lain, tapi hal tersebut tidak sy lakukan karena itu hal paling pantang sy lakukan selain untuk memberikan sebuah edukasi yg benar dengan saya menunda satu hari saja sebuah jdwal yg telah sy agendakan maka bisa di pastikan akan tertunda juga agenda di project yg lain
So, enjoy saja dlm menyusun sebuah umur project selama REALISTIS dan TERUKUR masalah rejeki serahkan pada Tuhan
SEMANGAT!!
No comments:
Post a Comment